Pahami Penyebab Jantung Koroner, Gejala dan Cara Mengatasinya!
Sempat kaget, saat tiba-tiba kawan ada yang masuk ke IGD karena serangan jantung. Padahal di usia yang relatif masih muda, hal tersebut masih tidak mungkin. Namun kini, bahkan penyakit jantung pun tidak mengenal usia ya! Yuk, pahami penyebab jantung koroner, gejala dan cara mengatasinya.
Sebahaya apa ya penyakit jantung koroner? Nah, ternyata penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian di Indonesia. Bahkan ini menyerang pada usia produktif. Apalagi yang tinggal di perkotaan.
Pemicu utamanya ? Ya itu, gaya hidup, rokok, manajemen stress yang buruk, dan pola makan yang tidak sehat.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung atau dalam istilah medis disebut penyakit jantung koroner. Kondisi ini terjadi akibat adanya penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi koroner. Dapat dikarenakan adanya endapan lemak dan kolesterol. Proses penyempitan ini disebut dengan aterosklerosis. Sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu.
Aterosklerosis bahkan sudah dapat terjadi pada usia muda, dan menjadi bertambah hebat pada saat seseorang mencapai usia pertengahan.
Jika arteri sudah benar-benar sempit, suplai darah ke otot jantung mulai berkurang. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti angina (nyeri dada). Jika arteri telah benar-benar sempit dan memblokir suplai darah ke jantung, maka terjadilah serangan jantung. Bahkan, banyak kasus si penderita penyakit jantung koroner berpotensi mengalami henti jantung mendadak (sudden cardiac death).
Penyebab Jantung Koroner
Penyebab jantung koroner adalah adanya penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner. Biasanya, ini dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat dan kecanduan rokok.
Selain itu, kondisi medis tertentu seperti hipertensi dan kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.
Ada banyak penyebab penyakit ini. Meski begitu, penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang bisa memicunya, seperti:
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol dan trigliserida tinggi
- Diabetes
- Kegemukan
- Kebiasaan merokok
- Peradangan pada pembuluh darah
Mereka semua merupakan faktor utama yang melukai dinding arteri, sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner. Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah menempel pada arteri sehingga lambat laun akan menebal. Nah, penyempitan pembuluh tersebut yang kemudian akan menghambat aliran darah kaya oksigen ke jantung.
Jika plak ini pecah, trombosit akan menempel pada luka di arteri dan membentuk gumpalan darah yang memblokir arteri. Ketika bekuan darah cukup besar, maka arteri akan tertekan yang menyebabkan infark miokard atau kematian otot jantung. Wah, ngeri ya?
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala yang timbul pada penyakit jantung koroner, meliputi:
Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada yang menjalar ke leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag)
Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah
Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak tertangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.
Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner
Sebenarnya penyebab jantung koroner dapat dihindari, dengan berusaha mengurangi atau mencegah timbulnya plak di pembuluh darah. Cara mengatasi penyakit jantung koroner bisa dimulai dengan mengatur pola makan dan gaya hidup sehat. Seperti:
- Berhenti merokok
- Kurangi dampak stress dengan cara relaksasi
- Memeriksakan tekanan darah secara teratur
- Memeriksakan gula darah dan kendalikan kadar glukosa darah bila pengidap diabetes
- Pertahankan berat badan yang normal dengan diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
- Olahraga secara teratur
- Lakukan skrining jantung
Jika mengalami salah satu gejalanya, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan Dokter Spesialis Jantung.
Kesimpulan, Penanganan Tepat Penyebab Jantung Koroner
Penanganan pada pasien penderita jantung koroner yang tepat, akan mengurangi kemungkinan keparahan yang terjadi. Sebagai upaya pencegahan, dapat dilakukan pemeriksaan jantung secara berkala dengan mengunjungi Rumah Sakit.
RS EMC sebagai referensi rumah sakit untuk penanganan penyakit jantung dengan dokter spesialis jantung. Secara berkala, kita juga bisa melakukan Medical Check Up yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan, salah satunya adalah Skrining Jantung.
Referensi:
- Adams, Robert, et al. 2009. Heart Disease and Stroke Statistics. Journal of The American Heart Association.
- Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pengendalian Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Edisi I
- Kusmana & Moechtar . 1996. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: FKUI
- Soeharto, Imam. 2000. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
- http://www.inaheart.or.id/artikel/145-10-tips-sederhana-mencegah-jantung-koroner
Ngeri banget sih ya. Penyakit jantung disebut juga silent killer ya. Tanpa gejala apapun, tiba-tiba langsung kolaps. Dan biasanya serangannya begitu cepat ya. Telat dikit aja bisa nggak tertolong nyawanya. Makasih ya reminder nya. Artikelnya keren dan sangat bermanfaat
BalasHapusbetul kak, tapi sebetulnya pasti sudah ada gejalanya, cuma mungkin si penderita tidak aware sama signal tubuhnya :)
Hapuspaling yang memengaruhi tuh gaya hidup yang tidak sehat ya, apalagi sekarang banyak makanan siap saji, nggak hanya bisa timbul jantung koroner tapi juga bisa penyait lainnya, harus dari diri sendiri untuk memilih asupan sehat dan gaya hidup sehat
BalasHapusbetul, mulai dari anak-anak saja, makanan yg menarik lebih banyak ktimbang yang benar-benar sehat :(
HapusIya sih. Penyakit jantung tidak lagi mengenal usia. Bahkan di usia muda pun bisa saja terkena serangan jantung. Semua memang karena gaya hidup. Kadang ada gitu yang hidupnya sembarangan. Pemeriksaan jantung secara berkala pun perlu kita lakukan. Biar saat ada sesuatu, lebih cepat terdeteksi dan dicari pengobatannya.
BalasHapusbetul kak, agak ngeri ya, gaya hidup yang kurang kontrol bisa jadi mendekatkan sama banyak penyakit begini huhu
Hapusngeri juga kalo udah ngidap penyakit jantung, jadi kudu ditingkatkan lagi untuk hidup sehat biat jantung sehat
BalasHapusSebulan yang lalu teman saya meninggal dunia. Memang blio sudah lama punya penyakit jantung. Menurut saya gaya hidupnya enggak neka-neka, jadi saya tidak tahu apa penyebabnya. Sedih saja jadinya. Semoga kita dijauhkan dari penyakit ini.
BalasHapusGaya hidup sih ya yang paling menentukan. Rasanya sekarang usia produktif memang sudah terkena penyakit yang aneh-aneh ya. Beda kalau zaman dulu biasanya orang yang sudah sepuh yang terkena penyakit berat.
BalasHapusBacanya sambil deg2an karena suamiku perokok :( Semoga bisa diajak berhenti dah. Ngeri kalau kena penyakit jantung koroner.
BalasHapusDulu yang kena jantung itu Hanya orang tua. Sekarang sudah tidak pandang usia. Ini mungkin Karena Banyak yang sudah belajar merokok saat usia SD dan sudah jadi perokok aktif usia SMA. Tapi pasti ya banyak faktor juga. Jadi kuncinya harus terus hidup sehat.
BalasHapuspernah ngalamin detak jantung berdebar terus tapi setelah konsul ternyata karena kelelahan, begadang dan stress. untungnya langsung di cek ya. begitu juga kalo udah merasa ada gejala diatas. langsung medical check up aja
BalasHapusPenyakit jantung koroner ini silent killer menurutku,. karena gejalanya banyak, tetapi perlu evaluasi berulang sampai dinyatakan jantung koroner, mamaku juga penderita jantung koroner lebih dari 25 tahun, alhamdulillah sampai sekarang beliau sehat, sesekali kadang kambuh
BalasHapusSaya akan mulai menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga teratur, makan makanan bergizi, dan mengelola stres agar terhindar dari penyakit jantung koroner. Penyakit degeneratif yang sangat menakutkan banget dan sangat beresiko
BalasHapusRokok sama manajemen stres ini tuh benar-benar deh ya, segitu membahayakannya. Cuma kadang nggak mudah nih, apalagi kalau jadi perokok pasif. Sudah begitu, pencetus stres seringnya nggak bisa diduga pula.
BalasHapusSelain pola makan, pikiran dan gaya hidup, kita juga harus rajin olahraga nih. Selain itu, jangan lupa untuk selalu cek kesehatan. Penyakit jantung koroner ini bisa menyerang siapa saja pula.
BalasHapusRS EMC ini emg rumah sakit bonafide sih. Ngga salah rumah sakit tersebut menjadi rujukan pasien, bahkan untuk penyakit jantung. Soalnya, kalau udah kena penyakit dalam seperti itu, butuh penanganan segera. Ga bisa ditunda2. Nyawa soalnya taruhannya.
BalasHapusWah nambah lagi nih pengetahuan tentang kesehatan terutama jantung koroner, jadi bisa diantasi atau dicegah dari sekarang sih.
BalasHapusMeskipun udah tahu stres dan gaya hidup tak sehat bisa memicu berbagai penyakit serius. kok ya masiiiiih aja dilakoni :( *ngomong sama cermin*
BalasHapusAku yang sering mengalami beberapa gejala cukup waspada dengan penyakit jantung koroner ini, semoga saja bukan gejala jantung koroner hanya mag yang memang sudah aku miliki sejak remaja
BalasHapusAlm. Bapak pnya penyakit jantung dan jg meninggal krn aku penyakit jantung.. Dulu masih muda beliau perokok, tp akhirnya berhenti. Sayangnya , meski beliau berhenti merokok, tapi teman-temannya suka merokok kalau sedang bersama. Yg bikin gemes, udah tahu ada orang berpenyakit jantung, masih aja merokok.
BalasHapusMasih ingat betul Kakekku dulu meninggal karena serangan jantung, tiba-tiba dadanya sakit jatuh dan meninggal. Hmmm.. Jadi takut, suamiku perokok sampai sekarang. Semoga segera berhenti dan sehat selalu
BalasHapusPenderita Penyakit Jantung Koroner ini sudah tidak didominasi para lansia ya, karena sekarang banyak orang usia muda sudah kena serangan jantung.
BalasHapusHarus waspada banget nih dengan gaya hidup kurang olahraga dan pola makan tidak sehat...
Bahaya banget nih emang penyakit jantung koroner. Aku sempet kena TG tinggi paska menyusui, auto ubah pola makan
BalasHapus