MAKNA CINTA SEJATI DARI IDUL ADHA

Moment Idul adha tidak sebatas ritual ibadah berupa kurban dan haji. Di samping itu, ada teladan cinta Nabi Ibrahim kepada keluarganya yang menjadi panutan bagi umat Islam dalam berkasih sayang. Bukan hanya cinta, namun ada pengorbanan dan juga ketakwaan.

Makna cinta sejati

Merenungi setiap makna peristiwa Nabi Ibrahim akan mendasari tumbuhnya arti cinta yang sebenarnya.

Memaknai cinta sejati

Banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah Mabi Ibrahim, seperti:

1. Ikhtiar Cinta, Diawali dari Rasa Syukur Kepada Allah SWT

Dalam sejarahnya, Nabi Ibrahim membawa istri Siti Hajar dan anaknya Ismail ke padang tandus yang gersang; tanpa air dan tumbuh-tumbuhan. Hajar harus bertahan menyusui anaknya dalam keterbatasan. Namun, semua keadaan itu tidak memudarkan cinta Hajar. Dengan rasa takwa, Hajar tetap bersyukur. Andai kau seorang Hajar, Apa yang akan dilakukan?

Tanpa rasa syukur, cinta yang tumbuh tidak berarti apapun. Allah justru akan semakin menambah kenikmatan dari cinta tersebut jika dilandasi dengan perasaan yang senantiasa bersyukur. Orang yang pandai bersyukur akan selalu merasa aman dan nyaman, sekalipun dalam kesulitan.

2. Nikmat Cinta Lebih Terasa Setelah Berjuang dan Bersabar

Namun rasanya bersyukur saja tidak cukup, tetap perlu adanya pembuktian dan kerja keras atau ikhtiar. Dalam keterbatasan, Hajar berlari kecil sebanyak tujuh kali demi mendapatkan sumber air. Rasa nikmat dari manisnya cinta akan jauh lebih terasa setelah lelah berjuang dan bersabar dalam menemukan. 

Saling bahu-membahulah untuk mengikat cinta agar jauh lebih kuat dari sebelumnya. Cinta tanpa bukti tindakan, semua hanya sia-sia.

3. Doa Dari Pencinta yang Tulus Akan Mengekalkan Cinta Itu Sendiri

Setelah rasa bersyukur, berjuang, yang terakhir berdoa. Untuk menciptakan cinta yang kekal dan manfaatnya dapat dirasakan semua orang, harus mendasarinya dengan doa.

Berkat doa Nabi Ibrahim, negeri yang dulunya tandus, kering, dan gersang kini berubah menjadi negeri yang makmur dan aman. Kejayaan kota Makkah sekarang menjadi bukti bahwa Allah mengabulkan doa dari hamba-hamba yang memiliki cinta luar biasa.

4. Cinta Akan dikalahkan Oleh Nafsu, Iman Adalah Pengendali Terbaik

Nafsu menjadi penggoda pertama dari runtuhnya sebuah cinta. Meski Nabi Ibrahim sangat mencintai anaknya Ismail, namun tidak membuatnya buta dan ingkar dari perintah Allah. Cintanya kepada Allah jauh lebih besar, sehingga rasa syukur dan perjuangan yang kemudian diiringi doa menjadi ketaatan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah untuk mengorbankan anaknya Ismail. Tanpa sedikit keraguan, Ismail berkata,"Ayah, laksanakanlah perintah Allah itu. Insya Allah, ayah akan melihatku termasuk orang-orang yang sabar, benar aku adalah Ismail anakmu."

Dewasa ini, godaan cinta bisa datang dalam bentuk apa saja. Titik kelemahan cinta seseorang akan diuji lewat nafsu dalam dirinya. Tentu saja kita tidak bisa menghilangkan nafsu, namun iman bisa menjadi pengendali yang paling baik.

5. Cinta Sejati Sebagai Bentuk Kepasrahan Manusia Kepada Tuhan

Pada akhirnya, kepasrahan kepada Allah Sang Pemberi Cinta menjadi pembuktian cinta yang sebenarnya. Nabi Ibrahim telah membuktikan cintanya kepada Allah dengan pasrah mengorbankan anaknya sehingga Allah menggantikannya dengan hewan sembelih. Nyatanya, cinta tidak memaksa untuk memiliki, tetapi rasa ikhlas menjadi kunci awal tumbuhnya rasa cinta yang jauh lebih besar dari sekadar cinta kepada makhluk.

Momen Iduladha tidak sebatas ritual ibadah saja. Di dalamnya, kita bisa mengambil banyak hikmah dari sejarah Islam tentang perlunya keikhlasan, pengorbanan, ketakwaan, dan renungan atas makna dari cinta sejati. Pengorbanan untuk yang dicintai.

Kurban bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya. Nabi Ibrahim menerima perintah itu lewat mimpi.

Nabi Ibrahim lalu menyampaikan perintah itu kepada anaknya. Mereka lalu menaati perintah itu. Saat akan disembelih, Allah mengganti sang anak dengan seekor hewan ternak yang besar.


22 komentar:

  1. Bener banget kak, dari idul Adha kita bisa petik hikmah untuk mengerti apa arti keikhlasan, kesabaran, ketakwaan, ketaatan.

    Kadang nih saya sebagai ibu yang punya anak kalau udah mau ngeluh2 nyoba inget perjuangan Siti Hajar, kesusahan saya ini tidak ada apa2nya.

    Tfs kak ��

    BalasHapus
  2. setuju sekali aku kak, idul adha selalu mengingatkan kita soal keikhlasan pengorbanan nabi Ibrahim,semoga bisa d tauladan bagi kita samua yaa..makasih sharingnya kak

    BalasHapus
  3. Bener banget. Kisah di balik idul adha ini luar biasa ya. Banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil.

    BalasHapus
  4. Nggak bosen baca atau dengar crita tentang kisah Nabi Ibrahim. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil :)

    BalasHapus
  5. Subhanallah kisah dari idul adha ini luar biasa banget ya, semoga bisa menjadi tauladan bagi kita semua. Aamiin

    BalasHapus
  6. Hanya karena ketaqwaan serta ikhlas, Nabi Ibrahim mengikuti perintah Allah untuk mengurbankan putra tercintanya. Kalau kita, duh gak kebayang sampai sana. Benar-benar keikhlasan tingkat tinggi ya

    BalasHapus
  7. Setuju banget kak. Di momen idul adha ini, banyak pelajaran yang kita petik, bukan cuma lebaran haji aja. Kalau ditelusuri lagi, maknanya lebih dalam.

    BalasHapus
  8. Idul Adha ini memang maknanya so deep banget yaaa, kita bisa belajar dari keteladanan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail.

    BalasHapus
  9. Masya allah , keikhlasan dan ketaqwaan yang tersirat di dalam kisah ini yah. Semoga kita menjadi manusia yang beriman, aamiin.

    BalasHapus
  10. Setuju, Kak, kalau Aidil Adha ini maknanya adalah bagaimana kita mengikhlaskan suatu hal yang sangat berharga. Semoga kita semua bisa menauladani kisah di baliknya, allahu 'alam

    BalasHapus
  11. Makna yg dalam dari idul Adha, smoga kita diberikan kemampuan utk berkurban stiap tahunnya ya mba..

    BalasHapus
  12. Setuju banget Kak, Idul Adha memiliki makna tentang mengikhlaskan sesuatu yang paling berharga dan kisah Nabi Ibrahim AS ini jadi teladan untuk kita semua

    BalasHapus
  13. Menempatkan perintah Allah di atas kecintaan terhadap buah hati itu dalam banget sih menurutku juga. Bahkan kita aja (aku, sih) kadang masih beralasan kasihan mengajarkan sesuatu ke anak padahal sudah umurnya, hiks...

    BalasHapus
  14. Ini reminder banget kak, bahwa tanpa rasa syukur, cinta yang tumbuh tidak berarti apapun. Kadang kita lupa bersyukur ya.

    BalasHapus
  15. Cinta sejati yang tak lekang waktu bahkan sampai akhirat nanti ya. Maasyaaallahu tabarakallahu mengingat ketaatan nabi ibrahim dan nabi ismail

    BalasHapus
  16. Setiap tahun menyambut dan menjalankan iduladha tapi jujur baru setelah rajin membacakan cerita ttg Nabi ke anak baru bisa menyelami maknanya hehe. Termasuk soal cinta sejati dll juga makna2 lainnya :D

    BalasHapus
  17. Banyak yang bisa kita ambil dari cerita asal muasal qurban ini ya mbak. Terutama soal ikhlas dan bertaqwa kepada Allah SWT.

    BalasHapus
  18. Cinta sejati kepada Yang Maha Menciptakan kita, menjadi anugerah terindah yang bisa kita petik hikmahnya di momen Idul Adha

    BalasHapus
  19. wah salut deh Mba Atiqoh membahas ini di blognya.. jadi ngajak kita juga untuk menambah wawasan tentang makna2 serta kisah2 historik tentang perayaan Idul Adha dan tradisi Kurban..

    BalasHapus
  20. Senang membaca tulisan mbak, karena jadi teringat bagaimana hikmah dari Iduladha. Semoga kita bisa benar-benar menghayati ibadah yang kita lakukan ya. Aamin

    BalasHapus
  21. Mbaak pas-an banget aku lagi nyari insight mau nulis sial idul adha. Alhamdulillah jari dapat insight. :')

    BalasHapus
  22. terimakasih mba atas informasinya mengenai idul adha, jadi self reminder lagi mengenai makna idul adha

    BalasHapus

Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!

comment

Diberdayakan oleh Blogger.