Saat Orang Terdekat Positif COVID

Penambahan kasus COVID sampai detik ini belum juga ada tanda-tanda menurun, apalagi berhenti. Sedih sih, karena artinya kita bakal masih panjang melewati masa ini. Meski rasanya orang-orang sudah mulai tidak peduli, tapi nyatanya virus ini masih ada. Mungkin akan kembali peduli, jika mereka yang dihampiri langsung virusnya, atau mungkin orang terdekatnya. Jadi, bagaimana seharusnya saat orang terdekat positif COVID?


Artikel ini diikutsertakan dalam ODOP ICC X Mubadalah.id


COVID - 19 Benar Datang Ke Kehidupan Kami

Semenjak terjadinya kasus COVID untuk pertama kalinya di Indonesia, dan pemerintah meminta untuk diam di rumah saja, kami termasuk warga negara yang patuh.


Saya, suami dan anak, kami bertiga benar-benar hanya di rumah saja, bahkan untuk sekedar belanja sehari-hari kami mengandalkan online shopping. Kalau biasanya kami sering jajan di luar, kini benar-benar menyiapkan makanan sendiri. Semua protokol kesehatan kami lakukan dengan disiplin.


Hingga, mulai masa new normal dengan aturan yang banyak kendor, kami pun masih ragu untuk bepergian yang tidak penting keluar rumah. Kami menghindari tempat dan kegiatan yang sekiranya dapat menjadi pusat penularan.


Mengapa sampai se-effort itu? Karena kami percaya ada virus corona yang bisa saja menjangkiti kami. Kami tidak ingin menyakiti diri sendiri apalagi orang-orang kesayangan kami.


Hingga beberapa waktu lalu,


Suami harus pergi dinas ke luar kota dengan transportasi darat, yang ditempuh hampir seharian di perjalanan. Saat kembali, beruntungnya kantor tempat suami bekerja sangat menjaga kesehatan karyawannya, dengan menyediakan fasilitas isolasi mandiri dan tes PCR sebelum kembali ke keluarga masing-masing.


Menunggu hasil PCR keluar,


Hasil semua tim lain yang ikut perjalanan sudah keluar dan negatif, namun milik suami belum juga keluar hingga siang waktu chekout penginapan. Akhirnya, karena tidak merasakan gejala apapun dan melihat hasil teman-teman satu mobilnya negatif semua, suami memutuskan untuk pulang saja. Menunggu hasil PCR di rumah.


Sampai di rumah, suami tetap menjaga jarak, terutama dengan anak kami. Hingga malam pun hasil masih belum keluar, dan membuat kami semakin gelisah. Akhirnya, kami memutuskan untuk tidur di kamar terpisah.


Malam itu, hampir pukul 10 malam, hasil tes PCR suami dikirim via email, dan POSITIF.


Hmm, panik? Tentu tidak, hehe.. jujur saja, perasaan saya lebih seperti bingung mau melakukan apa. Bingung apa saya dan anak tertular juga, bingung harus bagaimana selanjutnya, bingung harus berkabar kepada siapa, dan bingung - bingung yang lain.

POSITIF COVID 19
Saat Orang Terdekat Positif Covid (design by catatanatiqoh via Canva)

Hal yang Dilakukan Saat Orang Terdekat Positif COVID - 19

Nah, kalau kalian belum pernah berada di situasi tersebut, beruntunglah semoga tidak pernah. Namun, ternyata memang perlu dipersiapkan karena kita tidak tahu apa yang terjadi, selama pandemi ini masih ada. Apalagi saat ini lingkup persebaran mulai menyempit. Hanya menunggu waktu saja, siapa pun mungkin bisa terinfeksi.


Sekedar berbagi, untuk bisa dipelajari bersama ya. Panduan ini saya dapatkan berdasarkan dari rekomendasi yang dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Serta beberapa informasi yang saya baca dari para penyintas COVID - 19. Jadi, apa yang bisa dilakukan saat orang terdekat positif COVID?


1. Tetap Tenang

Mungkin terkesan sesuatu hal yang klise ya. Tapi, benar memang harus dilakukan. Saat itu saya berusaha tetap tenang dengan langkah apa yang harus pertama dilakukan. Nah, sambil terus berpikir harus berbuat apa, akhirnya saya mencoba mencari informasi secara online. Salah satu kalimat yang kemudian memang membuat tenang adalah,


Cara terbaik untuk menangani situasi ini adalah tetap tenang dan fokus dengan langkah - langkah yang diperlukan.


2. Lapor atau Konsultasi Dengan Pihak Terpercaya

Jadi, selanjutnya adalah, kami memutuskan untuk lapor pada pihak yang kami percaya dapat membantu memberi pertolongan saat itu. Suami tentu saja lapor ke pihak kantor. Saya, lapor ke gugus penangan COVID di area komplek rumah.


Dari situlah kami mendapatkan arahan. Beruntungnya suami mendapatkan fasilitas untuk isolasi mandiri. Karena sudah terbayang tidak mungkin kami melakukan isolasi mandiri di satu rumah yang kami tinggali. 


Sementara, saya dan anak kemudian dilaporkan ke pihak puskesmas terdekat yang menangani COVID -19, kami dijadwalkan untuk PCR gratis.


Nah, jika kalian mengalami situasi ini, kalian bisa lapor kepada pihak yang menangani COVID di area tempat tinggal. Jika tidak ada, bisa lapor ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat. Boleh langsung datang jika memungkinkan, atau bisa lewat online.


Jadi usahakan mulai saat ini untuk mencari tahu contact yang bisa dihubungi saat kondisi ini terjadi.


Satu lagi, jika sempat melakukan banyak interaksi dengan orang dalam waktu dekat tersebut, ada baiknya untuk memberitahukan mereka. Ini juga jadi upaya untuk saling menjaga dan menyelamatkan mereka.


3. Praktikkan Pedoman Keselamatan

Selama suami belum ke tempat isolasi, kami memutuskan untuk saling menjaga jarak. Mulai malam itu, suami tidak keluar kamar. Sayangnya kamar mandi kami hanya satu, jadi terpaksa kami pakai bersama. 


Bagaimana usaha proteksinya? Kami semprotkan disinfektan ke semua area kamar mandi setelah kami pakai. Repot? Tentu saja! Tapi demi kebaikan bersama.


Paginya, semua pintu dan jendela rumah kami buka. Kecuali pintu kamar yang digunakan suami untuk isolasi sementara. Hanya jendela kamar saja yang dibuka.


Kami semua menggunakan masker, termasuk anak kami. Berusaha seminim mungkin melakukan kontak dengan suami saat itu, hingga suami ke tempat isolasi mandiri di daerah Jakarta Pusat.


Setelah itu, saya bersihkan semua tempat dengan disinfektan. Lantai, gagang pintu, meja, kursi dan semuanya yang mungkin dilewati, juga kamar mandi. Bekas pakaian suami, langsung saya cuci dengan mesin cuci dan sabun yang dua kali lebih banyak.


Jangan lupa gunakan masker medis dan sarung tangan medis saat melakukan pembersihan, dan cuci tangan atau mandi jika perlu, gunakan sabun sampai bersih.


4. Isolasi Mandiri

Tidak hanya suami yang melakukan isolasi mandiri, saya dan anak pun (kami) juga. Kami diminta oleh gugus penanganan COVID di komplek rumah untuk isolasi mandiri. Semua kebutuhan kami dijamin oleh mereka. Vitamin dan keperluan kebersihan diberikan.


Puskesmas setempat yang menerima laporan pun, langsung mengirimkan obat dan vitamin untuk dikonsumsi selama isolasi mandiri.


Tes PCR kami, dijadwalkan dua hari setelah isolasi mandiri kami lakukan. Saya dan anak dilakukan tes PCR oleh pihak puskesmas setempat secara gratis.


Isolasi mandiri ini kami lakukan sampai tes PCR keluar hasil negatif.


5. Pantau Gejala

Selama isolasi mandiri ini, saya lebih sering cemas karena takut munculnya gejala. Apalagi, sekarang ini gejala terinfeksi COVID berbeda-beda setiap orang, bahkan hampir selalu muncul gejala-gejala baru.


Saya hanya mengandalkan indera penciuman. Jika masih berfungsi normal, semoga semuanya baik-baik saja.


Hingga hasil PCR saya dan anak keluar negatif, alhamdulillah lebih sedikit lega. Bersyukurnya, suami juga tidak lama melakukan isolasi mandiri. Karena tidak menunjukan gejala yang memberat, hanya 6 hari kemudian, sudah dilakukan tes PCR kembali.


Hasilnya semua sudah negatif. Alhamdulillah, kami masih terselamatkan. Tapi, bukan berarti kami tidak mungkin untuk terinfeksi lagi kan? Dari sini kami belajar untuk lebih berhati-hati lagi.


COVID - 19 Masih Ada

Jika kalian masih belum peduli dengan protokol kesehatan untuk mencegah COVID, paling tidak, jangan membahayakan orang lain. Bisa saja, pada diri kita tidak menimbulkan bahaya apapun, tapi pada orang lain mungkin akan menyebabkan kematian.


Tetap positif dalam menghadapi pandemi dengan percaya kalau COVID - 19 masih ada. Virus ini masih bisa menjangkiti siapapun dan dimanapun.


Namun, tidak perlu panik saat orang terdekat positif COVID atau bahkan diri sendiri yang positif. Semua pihak sudah berusaha secara maksimal untuk menghentikan pandemi ini. Dan apa yang bisa kita lakukan? Terus Saling Menjaga! Silahkan tambahkan komentar jika masih ada informasi yang kurang 😊

1 komentar:

  1. Semangat ya mba, semoga keluarga dlm keadaan sehat selalu..

    BalasHapus

Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!

comment

Diberdayakan oleh Blogger.