Mari Cari Tahu Tentang COVID-19

Seperti mimpi buruk, dulu COVID-19 yang masih jauh di negeri orang hanya menjadi bahan ejekan sebagian orang. Sekarang, menjadi kenyataan pahit di negeri kita tercinta. Tentunya menjadi penyesalan semua orang. Ramainya virus ini di pemberitaan dari awal tahun 2020, menjadikan pertanyaan besar, apa sebenarnya virus ini? dan darimana mulanya? Mari cari tahu tentang COVID-19.


COVID 19 Virus Corona Pandemi


Dulu sungguh tidak mengira akan hidup di dalam sebuah masa yang sedang terkena wabah penyakit. Sepuluh tahun yang akan datang, sudah pasti kejadian ini menjadi sejarah. Sepertinya dunia sedang mengajak kita untuk berubah lebih baik. Semoga kita semua berhasil melewatinya, Amin..


Saya akan membahas beberapa hal yang membuat saya penasaran akan COVID-19, Mari cari tahu tentang COVID-19.


Jadi, Apa Itu COVID-19?


Ini sudah pasti menjadi pertanyaan bagi semua orang, apalagi saya. Awal mendengar pemberitaan mengenai COVID-19 ini, saya pikir hanya virus flu biasa yang tidak akan mungkin terbawa sampai ke Indonesia. Jujur saja, membuat saya tidak ambil pusing untuk kemudian berkenalan dengan COVID-19. Namun ternyata, saya dipaksa juga untuk berkenalan dengan COVID-19 di kondisi seperti ini.


Co = Corona

Vi = Virus

D = Disease

19 = 2019, tahun dimana pertama kali penyakit ini ditemukan


COVID-19 diartikan sebagai infeksi yang disebabkan karena virus Corona. Virus Corona juga kata lain dari severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2.


Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. (WHO).


Darimana Asal COVID-19?


Saya sungguh penasaran dengan asal mula kejadian ini. Kenapa bisa virus membahayakan ini sampai tersebar luas. Tapi sepertinya, belum ada yang dapat membahasnya secara detail, apa kejadian dibalik semua ini.


Tentunya, COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019 seperti yang diberitakan media masa seluruh dunia. Virus itu kemudian menyebar cepat hingga kini hampir seluruh dunia terpapar. Tak terkecuali Indonesia, yang sampai hari ini sudah lebih dari 6000 orang yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19, 500 jiwa lebih melayang, namun 600 lebih pasien juga dikabarkan sudah berhasil melewati masa kritis dan akhirnya sembuh.


COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. (WHO)


Apa Gejala COVID-19?


Nah, ini gejala awal yang wajib kita ketahui. Sebagai upaya deteksi dini, kita wajib waspada akan gejala awal yang sudah kita rasakan. Tentunya penangan lebih cepat diketahui di awal akan lebih baik.


Gejala awal terlihat pada penderita COVID-19 umumnya sama seperti flu biasa, batuk disertai pilek, demam dan sakit tenggorokan. Selain itu, kesulitan bernapas yang akan dialami penderita COVID-19 juga masih sama seperti penderita flu yang memang memiliki riwayat sesak napas. Namun, beberapa gejala spesifik bisa menjadi diagnosa awal, yaitu demam tinggi yang melebihi 38 derajat celcius serta sesak napas yang dialami oleh penderita yang awalnya tidak memiliki riwayat sesak napas.


Kondisi lain yang dapat memperbesar kemungkinan terpapar COVID-19 dan akan semakin memperburuk kondisi jika sudah terpapar, seperti orang-orang yang memiliki riwayat penyakit berat (hipertensi, jantung, asma, diabetes atau kanker).


Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.


Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.


Bagaimana Cara COVID-19 Dapat Menyebar?


Seperti sedang menghadapi perang, namun musuhnya tidak terlihat. Jadi kurang lebih seperti itulah keadaan kita sekarang. Melawan sesuatu yang kasat mata. Kecil, namun mematikan. Oleh karena itu, kita juga wajib tahu bagaimana cara penyebaran COVID-19, supaya dapat memerangi musuh kita dengan tepat sasaran.


Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar.


Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit.


Apakah Virus Penyebab COVID-19 Ini Menular Melalui Udara?


Menurut penelitian sejauh ini, virus penyebab COVID-19 ini umumnya menular melalui kontak dengan percikan dari saluran pernapasan, bukan melalui udara.


Apakah COVID-19 dapat menular dari orang yang tidak menunjukkan gejala? Cara utama penyebaran penyakit ini adalah melalui percikan saluran pernapasan yang dihasilkan saat batuk. Risiko penularan COVID-19 dari orang yang tidak ada gejala sama sekali sangatlah rendah. Namun, banyak orang yang terjangkit COVID-19 hanya mengalami gejala-gejala ringan, terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari orang yang, misalnya, hanya batuk ringan tetapi merasa sehat.


Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Penelitian coronavirus, dan juga informasi awal tentang virus penyebab COVID-19, mengindikasikan bahwa coronavirus dapat bertahan di permukaan antara beberapa jam hingga beberapa hari. Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan).


Jika Anda merasa suatu permukaan mungkin terinfeksi, bersihkanlah dengan disinfektan sederhana untuk membunuh virus dan melindungi diri Anda dan orang lain. Cuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Hindari menyentuh mata, mulut, atau hidung Anda.


Apakah Penularan COVID-19 Dari Feses Orang yang Terjangkit?


Risiko penularan COVID-19 dari feses orang yang terinfeksi COVID-19 adalah kecil. Penelitian awal memang mengindikasikan bahwa dalam kasus-kasus tertentu virus ini bisa ada di feses, tetapi dalam konteks wabah yang sedang terjadi ini, rute penularan ini tidak menjadi kekhawatiran.


WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru. Namun demikian, karena risiko tetap ada (walaupun kecil), hal ini memperkuat alasan mengapa kita harus rajin mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum makan.


Bagaimana Cara Mencegah Terinfeksi COVID-19?


Nah, setelah kita mengetahui bagaimana cara penyebarannya, tentunya kita juga wajib untuk tahu bagaimana mencegahnya agar dapat menang melawan perang dengan COVID-19 ini.


Pemerintah pun sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah tersebarnya COVID-19. Kita sebagai individu, wajib membantu melawan bersama COVID-19 ini agar cepat berlalu. Pada intinya, kita harus memutuskan rantai penyebarannya, agar virus ini tidak mempunyai induk lagi untuk berkembang biak.


Salah satunya adalah himbauan untuk #diRumahAja. Ayo kita berusaha untuk menahan hasrat bepergian jika memang tidak ada tujuan yang penting. Minimalkan kontak dengan orang luar dan dunia luar. Beraktivitas di rumah ini sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, memang dirasa paling efektif.


Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah pencegahan:


1. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di tangan Anda.


2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin. Mengapa? Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang yang batuk itu terjangkit penyakit ini.


3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.


4. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut. Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu dan COVID-19.


5. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda. Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.


6. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut – terutama jika Anda sudah memiliki usia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut. (WHO)


Bagaimana Jika Kita Terinfeksi Covid-19?


Tentunya kita tidak berharap mendapatkan hasil tes positif COVID-19. Namun, bagaimana jika hal itu terjadi pada kita atau keluarga dekat kita? Apalagi mengingat penyebarannya yang cepat.


Terdiagnosis positif COVID-19 berarti virus corona tersebut terbukti ada di dalam organ pernapasan. Namun, perlu diketahui bahwa kondisi setiap orang yang positif itu berbeda-beda. Secara umum, mereka bisa dibagi menjadi tiga kelompok:


  • Kelompok asimtomatik atau tanpa gejala;
  • Kelompok orang yang sakit ringan; dan
  • Kelompok orang yang sakit berat.Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengamati kondisi diri sendiri, karena diri sendiri yang bisa merasakannya.


👉 Jika kita terdiagnosis positif COVID-19 tapi tidak menampakkan gejala apa pun, artinya kita masih memiliki sistem imun yang kuat. Virus tidak mampu menginfeksi jaringan dan menjadikan sakit.


Namun perlu digarisbawahi bahwa kita tetap membawa virus tersebut dan dapat menularkannya kepada orang yang lebih rentan di sekitar kita. Jadi, langkah yang harus kita lakukan adalah mengisolasi diri di rumah.


Jauhkan diri dari orang serumah agar mereka tak tertular serta gunakan peralatan-peralatan yang berbeda dari mereka. Selain itu, kita juga harus tetap menjaga kesehatan dengan minum suplemen, makan makanan sehat, berolahraga, dan selalu mencuci tangan.


Lakukan semua hal itu selama kurang lebih 14 hari karena itulah masa inkubasi virus corona di dalam tubuh manusia.


👉 Jika kita mengalami kondisi dengan gejala ringan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pasien yang termasuk ke dalam kelompok ini biasanya merasakan gejala berupa demam, lemas, dan batuk kering. Sebagian juga melaporkan bahwa dirinya mengalami hidung yang berair, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau diare. Menurut statistik, kasus ringan ini bisa mencapai 80 persen dari total orang yang terinfeksi COVID-19.


Jika kita dalam kondisi ini, kita tidak perlu ke rumah sakit. Isolasi diri di rumah selama kurang lebih tujuh hari, menurut petunjuk dari National Health Service (NHS).


Kenapa tidak perlu ke rumah sakit? Pertama, kita bisa menyebarkan virus tersebut ke orang lain selama perjalanan. Kedua, kondisi kita juga dapat bertambah buruk ketika bertemu dengan pasien positif lainnya. Ketiga, kasus ringan pada umumnya bisa sembuh sendiri sehingga tidak perlu mendapatkan perawatan intensif.


Selama proses isolasi diri, berikut ini hal yang penting untuk dilakukan:


  • Jauhkan diri dari orang serumah;
  • Gunakan masker ketika melakukan kontak dengan orang lain;
  • Perbanyak makan makanan sehat dan vitamin;
  • Berjemur setiap hari di pagi hari;


Minta arahan dari rumah sakit atau konsultasi dengan dokter via telepon atau online. Banyak dokter yang menyediakan layanan tersebut secara gratis di media sosial;


Jangan konsumsi obat selain yang direkomendasikan oleh dokter. Selain langkah-langkah di atas, penting juga untuk terus memantau kondisi dan gejala yang muncul. Jika kondisi secara keseluruhan terus membaik, itu artinya upaya-upaya di atas berhasil. Namun setelah periode tujuh hari berakhir, terus isolasi diri hingga hari ke-14. Ini untuk memastikan virus benar-benar mati.Sebaliknya, jika kondisi tidak kunjung membaik atau bahkan semakin buruk setelah hari ketujuh, sebaiknya periksakan diri di rumah sakit. Terlebih lagi jika mulai merasakan sesak napas dan sakit di bagian dada. Dokter yang akan mengerti apakah gejala tersebut disebabkan oleh virus corona atau mungkin ada infeksi lain yang terjadi.


👉 Dan jika masuk dalam golongan berat, pasien yang termasuk ke dalam golongan ini biasanya merasakan semua gejala pada kasus yang ringan disertai dengan sesak napas, sakit dada, dan lemas luar biasa. Mereka patut untuk didahulukan untuk memperoleh penanganan intensif.


Jika merasa mengalami gejala yang disebutkan, segeralah periksakan diri ke rumah sakit rujukan COVID-19 di wilayah terdekat kita tinggal. Jangan lupa untuk selalu jaga jarak, memakai masker, dan ikuti semua petunjuk dari petugas medis. Jangan melanggar apa pun agar kondisimu bisa ditangani dengan baik.


Terdiagnosis positif COVID-19 bukanlah akhir dunia. Meski pandemi ini telah menelan banyak korban, namun kemungkinan untuk sembuh juga tergolong besar. Perbandingan antara pasien sembuh dengan yang meninggal bisa mencapai 5:1 di dunia. Yang terpenting, kita perlu memperkuat imunitas agar mampu membasmi virus corona dari tubuh.


Itulah beberapa hal yang ingin saya ketahui tentang Covid-19. Mari cari tahu tentang COVID-19 ini, dan bersama melawan COVID-19. Semoga dunia lekas membaik.

6 komentar:

  1. Bw kali ini gue jadi lebih kenal dengan covid-19, setelah sebelum ini gue selesai baca dampak Corona dari berbagai bidang. Nuhun teh, 10 tahun kedepan tulisan ini akan menjadi sejarah khusus buat Teteh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat :)

      saling waspada dan jaga diri :)

      Hapus
  2. nambah info lagi tentang wabah Corona ini...mudah-mudahan lekas menghilang...yg lagi berjuang(tenaga medis) selalu diberi kesehatan dan kekuatan untuk membantu pasien

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiin, semoga semua lekas membaik :)

      Hapus
  3. Berasa kayak mimpi sampai sekarang kalau tahu bagaimana covid ini hidup dan jadi parasit di tubuh manusia. Btw detail banget mba penjelasannya. Terimakasih ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener, gak nyangka kalau bakal punya cerita hidup yang suatu saat akan masuk dalam sejarah dunia :) semoga kita semua kuat menghadapinya :)

      terima kasih kembali sudah mampir membaca :)

      Hapus

Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!

comment

Diberdayakan oleh Blogger.