Kini, Sirop Obat Aman untuk Anak! Simak Dialog Interaktif Kesehatan bareng GPFI

Hal yang paling membuat orang tua panik adalah saat anak sedang sakit. Meski hanya demam, tetap saja, pikiran kita sebagai orang tua sudah khawatir. Apalagi, kalau mendengar kabar, jika banyak sirop obat aman untuk anak tidak lagi aman. Hmm.. hati orang tua mana yang tidak semakin dag dig dug.


Tentunya kita sudah mendengar berita banyaknya kasus Gagal Ginjal Anak Masal (GGAM) yang disebabkan oleh tercemarnya sirup obat yang diumumkan pada Oktober 2022 lalu. Hal ini membuat resah semua orang tua.


Pengalaman Anak Sakit di Tengah Paceklik Sirop Obat

Aku sendiri memiliki anak balita di rumah. Namanya anak-anak, mau kita jaga kesehatannya seperti apa juga pasti ada kalanya kita kecolongan. Apalagi, kini anakku sudah mulai masuk sekolah tatap muka full. Beberapa kali anak mendadak demam, dan yang membuatku horor, itu terjadi di malam hari.


Bagaimana tidak horor, malam hari waktunya istirahat, tentu tidak banyak pertolongan seperti saat siang. Seringnya, penolongku hanyalah obat sirop pereda panas. Jadi, aku selalu punya stok sediaan sirop penurun panas, buat antisipasi kalau anak demam di malam hari.


Saat berita banyaknya kasus GGAM merebak, saat itu juga anakku sedang demam. Biasanya aku selalu siap sedia dan segera memberinya obat penurun panas, yang biasanya berbentuk sirop. Saat keesokan harinya berita tentang sirop obat aman untuk anak tidak lagi aman, tentu saja ada rasa khawatir.


Seharian itu, aku amati perkembangan anakku dan tentu saja langsung aku stop pemberian segala obat atau vitamin dalam bentuk sirop. Jadi yang bisa kulakukan hanya mengompres untuk memastikan suhu tubuhnya tidak terlalu panas, serta memenuhi kebutuhan cairannya.


paceklik sirop obat


Tidak ingin ambil risiko, aku memutuskan untuk mengantarnya ke dokter keesokan paginya. Padahal biasanya aku selalu memberi sirop obat penurun demam secara mandiri. Baru setelah tiga hari tidak ada perubahan yang membaik, aku baru akan membawanya ke dokter.


Ternyata, dokter memberikan obat dengan sediaan puyer. Ya, inilah obat 'musuh' anak-anak, hihi.. Aku bilang musuh, karena tidak semua anak mudah untuk mengonsumsi obat puyer. Termasuk anakku. Kekhawatiran lain tentang obat puyer, juga dalam hal ke-higienis-annya, yang belum tentu memenuhi persyaratan kualitas obat yang baik.


Jadi, kalau aku sih, obat sirop masih jadi senjata pilihan yang paling bisa aku andalkan. Tapi, kalau sudah merebak kasus begitu, apa yang harus dilakukan? Tentu, banyak masyarakat yang kecewa bahkan marah pada BPOM, "kok bisa sampai ada masalah cemaran EG ini? Hmm.." Apalagi, kasusnya tidak sedikit ya!


Dialog Interaktif GPFI: Sirop Obat Aman Untuk Anak

Sama halnya masyarakat pada umumnya, aku pun sempat marah. Namun, tindakan pemerintah juga dinilai cepat dalam menghadapi kasus ini. Hingga kemudian banyak jenis siorp obat yang ditarik peredarannya.


Juga, beberapa kali melakukan klarifikasi, yang menyatakan sirop obat sudah kembali aman. Tapi, aku masih ragu, apa benar demikian. Apalagi, terus beredar simpang siur berita yang kemudian menyatakan jika sirop obat sudah aman, namun ada beberapa yang masih tercemar.


dialog interaktif gpfi


Sampai akhirnya aku mengikuti Dialog Interaktif GPFI (Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia) melalui dialog interaktif kesehatan Sirop Obat Aman Untuk Anak. Lewat YouTube, diskusi interaktif berlangsung jelas dan clear untuk dapat dimengerti dan diterima. Sehingga, akupun sudah tidak ada lagi keraguan sedikitpun.


Jadi untuk memberikan informasi yang akurat, pasti dan terpercaya kepada orangtua dan Dokter Spesialis Anak, terkait dengan keamanan penggunaan sirop obat atau yang umumnya disebut obat sirup, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi, menyelenggarakan acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman Untuk Anak yang diadakan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, pada 21 Maret 2023.


Apa saja yang dibahas? Berikut, hasil resume yang aku ringkas dari dialog tersebut. Dengan hadirnya enam narasumber, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan kejelasan dan pencerahan tentang kekhawatirannya terkait kasus sirop obat yang tercemar.


Narasumber dari Kemenkes, Awal Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)

Narasumber pertama yaitu Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S. dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Beliau adalah Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.


Beliau menjelaskan bahwa tren kasus ini melonjak sejak Agustus 2022. Serta menurut data, paling tinggi ditemukan pada anak dengan kelompok usia 0-5 tahun. Awalnya, virus dan bakteri diduga menjadi penyebabnya.


Sehingga, saat itu juga, Kemenkes mengeluarkan Tata Laksana & Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Atipikal pada anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Untuk kemudian disosialisasikan pada semua Rumah Sakit di Indonesia. Selain itu juga, Kemenkes mengeluarkan surat edaran penghentian sementara penggunaan obat sirop mulai Oktober 2022 kepada seluruh masyarakat Indonesia.


Narasumber dari BPOM, Merilis Daftar Sirop Obat Aman Untuk Anak di Situs BPOM

Narasumber kedua hadir dari BPOM. Beliau adalah Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor & Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm.


Pada dasarnya, BPOM mengikuti banyak prosedur persyaratan yang dilakukan ketika akan melakukan evaluasi dalam mengeluarkan ijin produk suatu obat. Baik berlaku secara nasional di negeri kita maupun internasional. Karena badan BPOM juga akan dinilai secara rutin oleh WHO. Jadi tidak sembarangan ya!


Lalu, saat kejadian ini terjadi, BPOM mengaku jika kemungkinan masiha da prosedur yang harus lebih diperketat. Sehingga tidak lagi 'kecolongan' dalam hal meloloskan suatu obat untuk beredar.


Ibu Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm. juga memaparkan bahwa dalam penanganan kasus cemaran EG/ DEG ini, BPOM telah telah melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti :

  • Intensifikasi surveilans mutu produk
  • Penelurusan dan pemeriksaan terhadap sarana produksi dan distribusi
  • Pemberian sanksi administratif
  • Melakukan verifikasi pemastian mutu terhadap sirop obat yang beredar
  • Upaya penindakan dilakukan terhadap sarana produksi dan distribusi, jika masih ditemukan ada unsur pidana bidang kesehatan.


Selain itu, BPOM juga mulai merilis secara perlahan daftar produk sirop obat yang aman dikonsumsi selama mengikuti aturan pakai. Untuk informasi dan perkembangan terbaru mengenai keamanan sirop obat, bisa diikuti di situs BPOM, sosmed IG BPOM @bpom_ri, atau melalui kanal publikasi resmi BPOM lainnya.


sirop obat aman untuk anak


Hasil terakhir dari verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November 2022 lalu, dinyatakan udah aman. Produk sirop obat yang sudah dirilis kembali oleh BPOM, bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.


Berdasarkan kutipan narasumber pada press release, beliau juga menyatakan:

“Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti anjuran pakai, kini bisa dilihat di website atau sosmed BPOM atau melalui kanal publikasi BPOM lainnya. Masyarakat, pasien, fasilitas kesehatan dan dokter diminta untuk tidak lagi khawatir dan ragu”.


Narasumber dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

“Karena EG sedikit, rusak sirup se-negara”


Kata-kata tersebut datang dari narasumber ketiga yaitu dari IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp. A(K). Beliau adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia. Awal pembicaraannya, beliau memaparkan tentang Gangguan Ginjal Akut, yaitu terjadinya penurunan mendadak fungsi ginjal, yang penyebabnya bervariasi.


Analisis diagnosis yang dihubungkan saat itu adalah pandemik Covid 19. Adanya peradangan multi organ ini sesuai kriteria MISC atau mekanisme dengan infeksi SARS-CoV-2 (dibuktikan dengan hasil reaktif antibodi SARS-CoV-2). Namun, diagnosis ini dianggap tidak relevan karea tidak berhasil diberikan terapi penanganan Covid.


Lalu, pada Oktober 2022, masuklah laporan dari seorang dokter di Gambia dengan data kasus mereka yang ternyata sama. Ternyata, memang ada sirop yang mengandung EG. Hingga akhirnya, munculah keputusan dari pihak Kemenkes, yang menginstruksian semua tenaga kesehatan menghentikan pengobatan menggunakan obat sirop.


Sejalan dengan keputusan tersebut, pihak dari BPOM juga terus melakukan investigasi, hingga ditemukannya bahan yang mengandung 99% EG. Jika dari pihak IDAI, mereka merekomendasikan sesuai keputusan dari pihak yang berwenang, dalam hal ini BPOM dan Kemenkes sebagai induk yang mengurusi kesehatan di negeri ini.


Narasumber dari IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)

Selain ketiga pihak diatas, Ikatan Apoteker Indonesia yaitu Apt. Noffendri Roestram, S.Si, selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, juga turut serta memberikan penjelasan mengenai linimasa perjalanan sirop obat aman untuk anak dalam kasus ini.


Awalnya, pihak IAI dihubungi oleh dr. Piprim dan kawan-kawan. Mereka meminta bantuan agar pihak IAI bersiap-siap karena dokter anak akan meresepkan obat puyer, bukan sirop. Padahal, pembuatan obat di Indonesia sampai dengan pelayanannya, itu ada standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ada Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Dimana keduanya harus mendapatkan sertifikat dari BPOM yang tentunya berlangsung sangat ketat.


Kini, dengan tidak adanya lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya sirop obat oleh BPOM bulan Desember tahun lalu, membuktikan kalau sekarang sirop obat aman untuk anak. Namun, tetap lebih baik membeli obat, di tempat terpercaya, seperti apotek resmi, baik yang berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas.


Narasumber dari Akademisi

Narasumber terakhir datang dari seorang akademisi yaitu Guru Besar Farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung, Bapak Prof. Apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D.


Beliau memaparkan bahwa, kasus GGAPA pada tahun lalu terjadi karena adanya intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak massal. Perlu diketahui, kalau EG/ DEG ini suatu bahan yang dilarang dalam produk farmasi dan makanan. Namun produk EG/ DEG ini berasal dari cemaran bahan baku yang digunakan secara luas.


Namun perlu diketahui bahwa GGAPA bisa disebabkan oleh berbagai faktor lainnya (multifactorial) seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan tertentu, infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat, makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebagainya.


Pemaparan selanjutnya dari pihak akademisi ditambahkan oleh Prof. DR. Rer. Dr. rer. nat. Apt. Rahmana Emran Kartasasmita. Selaku Guru Besar Kimia Farmasi, Institut Teknologi Bandung. Mengenai munculnya EG/DEG ini berawal dari semua bahan baku yang digunakan seperti Propilene Glikol (PG), Gliserol, Sorbitol, dkk, yang semua basis utamanya adalah petrochemical.


Bahan bakunya di alam berupa gas yang namanya Propilen. Bahkan gas Propilen yang paling murni sekalipun tidak 100% Propilen, karena ada impurities-nya (kotoran) dan diantaranya adalah Etilen. Pembuatan gas Propilen yang paling baik sekalipun masih akan tetap ada Etilen. Untuk menghasilkan Propilen Glikol ada dua step. Dioksidasi menjadi Propilen Oxide, jadi kalau ada impurities Etilen akan ikut teroksidasi menjadi Etilen Oxide.


Langkah terakhir ada reaksi hidrolisis yang menghasilkan dari Propilen Oxide menjadi Propilen Glikol nah impuritiesnya akan ikut yang menjadi Etilen Glikol. Sedangkan untuk DEG, terjadi ketika terjadi Etilen Oxide itu senyawa yang reaktif akan terpolimerisasi pecah menjadi DEG. Nah, ada ambang batas EG/ DEG dengan 0,1% atau 1000 ppm. Jika tidak melewati ambang batas tersebut, ya berarti masih aman dan dijamin khasiat mutu suatu obat.


Kesimpulan - Kini, Sirop Obat Aman untuk Anak

Akhir diskusi ini ditutup oleh Tirto Kusnadi selaku Ketua Umum GP Farmasi dengan kesimpulan yang diambil. Pertama, ada 2 faktor penyebab GGAPA. Yaitu, yang pertama adalah GGAPA individu yang terjadi karena faktor medis individu tersebut dan yang kedua adalah gagal ginjal anak masal yang ditandai dengan terjadinya sejumlah besar kasus secara bersamaan, yang disebabkan karena terjadinya pencemaran.


sirop obat aman


Kemudian kesimpulan kedua, dengan sudah dinyatakannya oleh otoritas kesehatan yang berwenang bahwa sirop obat yang sudah melalui verifikasi ulang dan sudah dirilis oleh BPOM adalah sirop obat yang aman, maka Dokter Spesialis Anak tidak perlu ragu lagi untuk meresepkan sirop obat kepada pasien dan masyarakat juga bisa kembali menggunakan sirop obat dengan mengikuti aturan pakai.


Selanjutnya, untuk mengakhiri acara, beliau kembali mengingatkan kepada anggotanya agar tetap disiplin dalam menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Benar (CDOB).


Nah, untuk cari tahu info selengkapnya, kalian bisa mengakses website gpfarmasi.id maupun Instagram @gpfarmasi.id. Untuk mengikuti siaran ulang dialog interaktifnya kembali, silahkan di link berikut https://www.youtube.com/watch?v=vGyA6gufdGQ.


Jadi, Ibu sekarang sudah tidak perlu bingung lagi untuk memberikan sirop obat. Kini, sirop obat aman untuk anak asal digunakan mengikuti aturan pakai serta didapatkan di tempat yang terpercaya. Yuk, jaga kesehatan bersama!


Sekilas Tentang GPFI:

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar sesama pelaku usaha farmasi dan juga antara perusahaan dengan pemerintah serta pihak-pihak terkait lainnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah produksi obat, distribusi obat dan pelayanan obat, yang berdiri sejak 1969.


Anggota GPFI telah memenuhi 90% kebutuhan obat nasional secara volume, dan memproduksi lebih dari 2.000 item obat sirup dan puluhan ribur item obat sediaan lainnya.


GPFI memiliki anggota lebih dari 150 produsen obat nasional, 1600 PBF obat yang terdiri dari 600 PBF nasional dan 1000 PBF lokal dan lebih dari 20.000 apotek dan toko obat di Indonesia.

21 komentar:

  1. Event yang diselenggarakan GPFI ini menjadi angin segar bagi semua orang tua untuk tidak perlu khawatir lagi ketika anak sakit, karena sirop obat aman. Berbeda dengan yang terjadi pada saat beberapa waktu lalu.

    BalasHapus
  2. Yeay gak perlu khawatir lagi ya dalam penggunaan sirup obat ini, Alhamdulillah udah aman untuk kembali jadi andalan keluarga

    BalasHapus
  3. sempet ngeri dan ketar ketir waktu sirop dinyatakan mengandung etilen. auto pakaip puyer juga dan susahnya minta ampun ketika anak harus makan obat puyer. alhamdulillah sekarang beberapa obat sirup dinyatakan aman. saya berharap pemerintah secara reguler, konsisten dan disipilin mengawasi dan melakukan inspeksi berkala terhadap produk obat sirup anak agar tidak terulang lagi.

    BalasHapus
  4. Iya deh Mba, kadang bagi anak anak tuh, minum obat dalam bentuk sediaan puyer sering menimbulkan drama karena rasanya sudah tentu saja pahit dan kadang nggak larut semua jadinya mungkin ada sensasi kurang enak saat masuk ke dalam mulutnya juga. Senang sekali kalau sekarang sirop anak sudah kembali dinyatakan aman. Jadi tenang ketika anak mendadak demam atau batuk pilek sebagai penanganan awal.

    BalasHapus
  5. Was-was juga ya karena obat sirup lebih mudah diminumkan ke anak. Obat puyer itu susah masuknya hihi. Dan juga lama nunggu meraciknya bikin tambah capek

    BalasHapus
  6. Pernah di posisi bingung nyari obat buat anak waktu sirop obat masih belum aman, sekarang alhamdulillah, ya sudah ada kepastian tentang amannya sirop obat anak, setidaknya kita sebagai orang tua tidak akan kelimpungan lagi pas anak sakit

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah. Untuk anak-anak emang susah minum obat ya, Kak. Yang paling bisa dikonsumsi ya sirup obat ini :3. Untunglah GPFI cepat menanggapi hal ini ya, Kak

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah yah. Kapan itu takut banget, yang anak-anak gagal ginjal. Infonya juga simpang siur. Syukurlah kalau sekarang udah aman. Paling gampang memang ngasih obat sirup sih ya, engga perlu gerus-gerus tablet...

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah sekarang lebih lega, soalnya anak2 lebih enak minum obat sirop dr pada yg lain, paling opsi lain hanya dg tablet hisap.

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah
    Senang dan lega baca ini
    Karena sekarang kalau anak sakit nggak bingung lagi cari obat
    Sirop obat sudah aman

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah yaa akhirnya aman jugaa, secara anakku kemarin pas sakit tuh soalnya obatnya sirup 2 diantara 4 obatnyaa, huhu.. sempet khawatir juga, tp karena aku percaya dokternya, bismillaah hihi.. ternyata bener udah aman

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah ikut seneng banget obat sirup anak dinyatakan aman.
    Soalnya anak2 kan lebih mudah minum obat sirup dibanding kapsul.

    BalasHapus
  13. Syukurlah sekarang obat sirup udah aman ya buat anak. Semoga anak2 tetap sehat selalu

    BalasHapus
  14. Anak saya juga susah kalau disuruh makan obat dalam bentuk puyer atau kapsul/tablet. Mereka pasti pilih yang bentuknya sirop.
    Keamrin sempat khawatir juga karena sirop obat dilarang untuk anak. Untungnya sekarang sudah aman ya...

    BalasHapus
  15. Mamak bahagia dengernya
    Obat sirop paling mudah diberikan ke anak kalau sakit
    Kebayang aja kalau anak bersamaan sakit dan kudu puyer semua
    Dramanya ga kuat

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah. Senang mendengar kabar ini. Tapi tetap sih menurutku kalau anak sakit better bawa dulu ke dokter atau ke pusat kesehatan masyarakat gitu. Tetap hindari membeli obat bebas dan memberi sembarangan obat ke anak ya

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah,
    Disampaikan banyak ahli mengenai obat sirop untuk anak aman sehingga menenangkan kembali hati para orangtua, terutama Ibu ketika anak sakit.

    BalasHapus
  18. alhamdulillah aku seneng denger kabar ini, sebaba ku cukup worryd an membuang semua botol sirul dg isinya setelah kelaur ini ttg sirup beberapa waktu lalu. tapi dengan artikel ini wawasanku bertambah sekaligus mengurangi rasa khawatir

    BalasHapus
  19. Jadi keinget anak sy usia 1 tahun pas demam juga bingung mau dikasih obat sirup ya gitu.. tp demamnya tinggi banget..terus tahu ada obat tablet tp buat di atas anak 6 th.. akhirnya sy potongin kecil-kecil banget..trua sy kasih.. pernah juga dikasih obat puyer dokter banyak banget satu bungkusnya.. sampe hari terakhir anak ky orang bingung..ngga fokus..akhirnya stop deh..alhamdulillah sekarang sudah ngga dilarang..

    BalasHapus
  20. Wahyuindah15/4/23

    Alhamdulillah akhirnya obat sirup aman dikonsumsi anak anak. Sempat khawatir dan beralih ke puyer. Anak gak mau sih karena pahit. Lebih suka sirup.

    BalasHapus
  21. Nambah wawasan banget ya ikut event ini dan thankyuu juga nih buat sharingnya di sini. Jadi gak worry lagi akhirnya ya obat sirup kini aman dikonsumsi anak2

    BalasHapus

Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!

comment

Diberdayakan oleh Blogger.